Assalamualaikum dan Salam Sejahtera...
Bersyukur kita ke hadrat Ilahi yang mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan yang mulia. Tetamu Allah yang cuma datang setahun sekali. Ramadhan kali ini sebenarnya berbeza dengan Ramadhan yang lalu kerana usia kita semakin bertambah. Sebab itulah kita sepatutnya lebih merasai kehangatan Ramadhan kali ini dengan menambahkan amalan dan kebaikan berbanding daripada Ramadhan sebelumnya. Ambillah peluang Ramadhan yang tiba pada tahun ini, kerana besar kemungkinan kita tidak akan menemuinya di tahun hadapan.
Puasa dalam bahasa Arab bermaksud meninggalkan. Manakala maksud di sisi ahli Feqah ialah
meninggalkan diri melakukan perkara-perkara yang boleh membatalkan puasa iaitu bemula daripada terbit fajar hingga terbenamnya matahari dan disertai dengan niat.
Imam al-Ghazali dalam kitabnya berjudul ‘lhya Ulurniddin’
menyebut:
“Puasa ada tiga kedudukan: puasa al-umum, puasa al-khusus dan puasa khusus al-khusus. Puasa al-umum ialah me-nahan perut dan kemaluan dari memenuhi kehendak syahwat. Puasa al-khusus pula ialah menahan pendengaran, penglihata, lidah, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari melakukan dosa. Manakalapuasa khusus al-khusus ialah menahan hati dari keinginan yang buruk dan dari memikirkan sesuatu selain dariAllah secara total. Puasa akan terbatal pada tahap ini lantaran
memikirkan perkara-perkara selain dari Allah dan hari akhirat. Demikian juga akan terbatal puasa dengan memikirkan dunia kecuali urusan dunia yang kepentingannya untuk agama kerana itu termasuk dalam bekalan akhirat dan bukan urusan dunia. Arbab al-zulub (orang yang prihatin dengan hati mereka) berkata: sesiapa yang pada siang Ramadhan tergerak keinginannya mencari
apa yang akan dimakan ketika berbuka puasa, maka ditulis satu kesalahan, kerana ianya lahir daripada
sikap kurang percaya kepada pemberian Allah dan kurang yakin terhadap rezekinya yang telah dijanjikan. Tahap puasa seperti ini ialah tahap para nabi, ash-Shiddiqin dan al-Muqarrabin. Puasa seperti ini ialah tahap para nabi, ash-Shiddiqin dan al-Muqarrabin. Puasa seperti ini tidak mungkin dapat digambarkan dengan perkataan tetapi boleh direalisasikan dengan amalan.”
Berikut adalah keistimewaan-keistimewaan yang disebutkan dalam berbagai ayat dan hadits. Semoga dengan mengetahui hal ini, kita akan semakin semangat di bulan Ramadhan. Hanya Allah yang beri taufik.
1. Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al Qur’an
Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)
Ibnu Katsir
rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah
Ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi
’alaihimus salam.”
[1]
2. Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”
Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”
[2]
Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.”
[3]
3. Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkatan
Pada bulan ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah –yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan- saat diturunkannya Al Qur’anul Karim.
Allah
Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3
”
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).
Dan Allah
Ta’ala juga berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
”
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan: 3). Yang dimaksud malam yang diberkahi di sini adalah malam lailatul qadr. Inilah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari
rahimahullah[4]. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama di antaranya Ibnu ‘Abbas
radhiyallahu ‘anhuma.
[5]
4. Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
”
Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”
[6]
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“
Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”.
[7] An Nawawi
rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.”
[8] An Nawawi
rahimahullah mengatakan pula, “Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin lainnya.”
[9]
Semoga sajian ini bermanfaat buat kita semua...
SUMBER:
1-
http://www.islam.gov.my/sites/default/files/e-penerbitan/ppr.pdf
2-
http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/2644-semangat-di-bulan-ramadhan.html